COCA COLA
1.TAHAP
PENGENALAN
Coca-Cola
adalah minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran, dan mesin
penjual di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca-Cola
Company asal Atlanta, Georgia, dan sering disebut Coke saja (merek dagang
terdaftar The Coca-Cola Company di Amerika Serikat sejak 27 Maret 1944).
Awalnya dibuat sebagai obat paten saat ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh
John Pemberton, Coca-Cola akhirnya dibeli oleh pebisnis Asa Griggs Candler yang
taktik pemasarannya berhasil membuat Coke mendominasi pasar minuman ringan
dunia sepanjang abad ke-20.Perusahaan ini memproduksi konsentrat yang kemudian
dijual ke pabrik Coca-Cola berlisensi di seluruh dunia. Pabrik botol yang
memegang kontrak ekskulsif dengan perusahaan ini memproduksi produk akhir dalam
bentuk kaleng dan botol dari konsentrat tersebut, dicampur dengan air yang
telah disaring dan pemanis.
Coca-Cola Amatil pertama kali
berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini
merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini
memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia
dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi
tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat. Saat itu perusahaan baru
memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk
distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan
independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan
produk-produk The Coca-Cola Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara
perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu. Tepat pada tanggal
1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam
perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling
Indonesia.Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat
produk kami didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang
tersebar di seluruh Indonesia. Mereka
mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan
penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap
produk.
Inovasi adalah salah satu kunci
keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar, dikenal luas,
serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia . Melalui
riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi
untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan
penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas
tersendiri. Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi
kekayaan alam Indonesia , Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk
baru yang menjadikan produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan
pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik,
pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang
diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada tahun yang
sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan
aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua
rasa buah, orange dan mango, yang disebut “Fanta Oranggo”, setelah pada tahun
sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-Cola
Indonesia meluncurkan Sunfill – produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa
buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu
memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Selain berinovasi pada
produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan
minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam
kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea
dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir
2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang
unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol
gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi
kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi
terbaru.
Strategi pemasaran Coca-Cola
mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi
diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser
musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV.
Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan
paling efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad Monitor MRI.
Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO
2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional,
Coca-Cola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik
masyarakat.
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan
penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan
inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan,
dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut
adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola
Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru, serta
keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat
saji yang lengkap.
2.2.TAHAP PERTUMBUHAN
Pada tahun
1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Candler yang kemudian
mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.
Tetapi konsumen tetap saja menghendaki
Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar.
Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama
dengan Coca-Cola
Tahun 1945,
Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar. Tidak hanya minumannya, botol Coca
Cola yang bentuknya khas juga terdaftar patennya pada tahun 1960.
Coca Cola pertama kali dijual dalam bentuk kalengan pada tahun 1955. Setelah
itu Coca Cola terus membuat pengembangan merek dan juga mengganti
slogan-slogannya yang dinilai mampu untuk menyesuaikan dengan trend
perkembangan pasar.
3.TAHAP PENDEWASAAN
Pada tahun 2000, Coca Cola Company merupakan pabrik Minuman Ringan Berkarbonat
terbesar di dunia. Meskipun produk ini telah memiliki sejarah yang panjang,
akhir-akhir ini mereka terjebak dalam kesulitan finansial karena kesalahan
strategi dalam penentuan elemen harga.
3.TAHAP PENDEWASAAN
Minuman
ringan merek Coca-Cola ini sudah ada sejak tahun 1886, meskipun
minuman ini terbilang masih baru dan harganya yang relatif murah, namun
masih berhasil berada di puncak dibandingkan dengan minuman ringan merek dagang
lainnya. Pepsi pesaing terbesar pada tahun 1980 telah meraih tempat ke-11 untuk
polling minuman yang paling populer. Mereka sekarang melayani 200 negara secara
global, yang merupakan tanda jelas bahwa itu benar-benar memegang nomor satu
titik di antara semua soda lain yang tersedia di pasar.
4.TAHAP PENURUNAN
penurunan
penjualan pertama produk minuman ringan berkarbonasi itu sejak tahun 1999 yang
tentunya menunjukkan besarnya kesulitan yang dihadapi perusahaan dalam mencari
pertumbuhan baru. CocaCola sendiri sejauh ini mengandalkan 70 persen pendapatan
dari penjualan global dari merek minuman soda yang juga mencakup Sprite dan
Fanta. Tapi penjualan minuman mereka terus jatuh di beberapa pasar terbesar,
karena lebih banyak konsumen yang khawatir tentang isu-isu kesehatan dan terus
munculnya produk minuman lain. Pada tahun 2003 Pusat Sains dan Lingkungan (CSE),
sebuah organisasi non-pemerintah di New Delhi, mengatakan air soda yang
diproduksi oleh produsen minuman ringan di India, termasuk raksasa multinasional
PepsiCo dan Coca-Cola, mengandung racun termasuk lindan, DDT, yang dapat
berkontribusi terhadap kanker dan gangguan sistem kekebalan tubuh. CSE
menemukan bahwa India menghasilkan produk minuman ringan Pepsi telah 36 kali
tingkat residu pestisida diperbolehkan sesuai dengan peraturan Uni Eropa;
minuman ringan Coca-Cola ditemukan memiliki 30 kali jumlah yang diizinkan. CSE
mengatakan telah menguji produk yang sama dijual di Amerika Serikat dan tidak
menemukan residu seperti Setelah tuduhan pestisida dilakukan pada tahun 2003.,
Coca-Cola penjualan di India mengalami penurunan sebesar 15 persen.
Pada tahun 2004 sebuah komite parlemen India didukung
temuan CSE dan sebuah komite yang ditunjuk pemerintah bertugas dengan
mengembangkan standar pertama di dunia pestisida untuk minuman ringan. The
Coca-Cola telah menjawab bahwa pabrik filter air untuk menghilangkan kontaminan
potensial dan yang produknya diuji untuk pestisida dan harus memenuhi standar
kesehatan minimum yang sebelum Coca-Cola didistribusikan. Di negara bagian
India Kerala penjualan dan produksi Coca- cola, bersama dengan minuman ringan
lainnya, pada awalnya dilarang setelah tuduhan, sampai Pengadilan Tinggi di
Kerala terbalik hanya memutuskan bahwa pemerintah federal bisa melarang produk
makanan. Coca-Cola juga telah dituduh penggunaan air yang berlebihan di India.
Referensi
:
BalasHapushttp://165.22.32.71
http://68.65.120.113